migasnet01_pratam8004.blogspot.com

Sabtu, 23 Januari 2010

bonek

Label:

bonek

Label:

Kamis, 21 Januari 2010

EKSPLORASI Belanja migas BHP Billiton US$800 juta

MELBOURNE: BHP Billiton Ltd merencanakan meningkatkan belanja eksplorasi minyak dan gas sebesar 33%, atau menjadi US$800 juta tahun ini untuk meningkatkan pengeboran di Teluk Meksiko, Amerika Serikat, dan Australia.

Menurut pernyataan perusahaan itu, peningkatan belanja itu sejalan dengan harga minyak dunia saat ini yang cukup tinggi. Anggaran perusahaan asal Australia itu merupakan yang tertinggi sejak 2001.

"Harga minyak yang cukup tinggi telah mendorong peningkatan belanja eksplorasi. Perusahaan migas kini lebih percaya diri untuk melakukan ekspansi dan membelanjakan dananya," ujar Gavin Wendt, analis dari Mine Life Pty kemarin. (Bloomberg/fh)

* Cetak
* Bookmark and Share

bisnis.com
Berita Lain

* EKSPLORASI
Belanja migas BHP Billiton US$800 juta
* Pemerintah diminta hentikan utang untuk pembangkit baru
* DEN minta setop ekspor batu bara
* EKSPLORASI
Vietnam akan kurang listrik
* Pertamina incar aset ConocoPhilips
Anggaran North Belut disetujui US$759 juta

* 'Pembentukan unit Jambaran terlalu dini'
* Kilang Balikpapan terbakar, stok masih aman
* EKSPLORASI
'Split di Aceh tak transparan'
* EKSPLORASI
Kiriman kargo LNG ke China naik
* 3 Skema split CBM ditawarkan
Kontraktor bisa tentukan skema kontrak

* Riau Baraharum tetap milik Keluarga Barki
* Pertamina EP siap masuk ke Jambaran
Pemerintah bisa tunjuk operator
* 'Jembatani kepentingan investor swasta & PLN'
* Laba BUMN tambang ditargetkan Rp4,94 triliun

http://web.bisnis.com/edisi-cetak/edisi-harian/pertambangan/1id156785.html

Label:

Selasa, 19 Januari 2010

Jumpa Pers Kegiatan Eksploitasi Ladang Minyak dan Gas Chunxiao

Menurut laporan Kantor Berita Xinhua, juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Ma Zhaoxu kemarin (18/01) menjawab pertanyaan wartawan mengenai kegiatan eksploitasi ladang minyak dan gas Chunxiao.

Ma Zhaoxu mengatakan, Menteri Luar Negeri Tiongkok Yang Jiechi dalam pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Jepang Katsuya Okada baru-baru ini memaparkan pendirian pihak Tiongkok mengenai masalah Laut Timur. Ditekankannya, pihak Tiongkok mempunyai hak kedaulatan terhadap ladang minyak dan gas Chunxiao. Kesepahaman prinsipal menyatakan, pihak Jepang dapat menyediakan dana untuk berpartisipasi dan bekerja sama dalam kegiatan eksploitasi ladang minyak dan gas Chunxiao menurut hukum terkait Tiongkok. Pihak Tiongkok akan dengan teguh memelihara hak yang sah di Laut Timur. Menteri Luar Negeri Yang Jiechi juga menyatakan, menyelesaikan masalah Laut Timur dengan teliti dan layak sangat penting dalam memelihara hubungan Tiongkok-Jepang dan stabilitas kawasannya. Kedua pihak menyetujui untuk terus memelihara kontak tingkat kerja dalam masalah Laut Timur.


http://indonesian.cri.cn/201/2010/01/19/1s106951.htm

Label:

Eksplorasi Migas Bebas Emisi 2025

JAKARTA - Badan usaha yang bergerak dalam kegiatan produksi minyak dan gas (migas), utamanya di kegiatan hulu diharapkan mampu mengurangi emisi gas flare (gas suar bakar). Pemerintah menargetkan kegiatan migas terbebas dari emisi (zero flare) pada 2025.

"Sasaran pengelolaan sub sektor migas menargetkan pada tahun 2025 dapat dicapai lingkungan tanpa gas suar bakar atau zero flare," ujar Dirjen Migas Kementerian ESDM (Energi dan Sumber Daya Mineral), Evita H. Legowo kemarin. Secara umum, pemerintah berharap kegiatan eksplorasi migas juga dapat terbebas dari pembuangan limbah serta mendorong tercapainya operasi migas tanpa kecelakaan dan kegagalan operasi.

Dengan begitu, Evita berharap, kedepan pengembangan industri migas dapat lebih ramah lingkungan. Terkait dengan program zero flare ini, Ditjen Migas telah beberapa kali bekerja sama dengan World Bank dan GGFR (Global Flaring Reduction Public-Private Partnership) dalam melakukan inventarisasi jumlah gas flare dan kemungkinan pemanfaatannya. "Kita juga melakukan workshop-workshop agar dapat melengkapi hasil studi sebelumnya."

Pada tahun 2007 Indonesia telah membakar sekitar 215 MMSCF gas dan berada di urutan ke 13 dunia. Dari pembakaran itu, Indonesia menambah sekitar 12 juta ton CO2 (carbon dioksida) ke atmosfer dan membuang lebih dari USD 400 juta setiap tahun. Berdasarkan data Ditjen Migas, pada tahun 2008 volume gas flare Indonesia sekitar 113 MMSCFD. Dari jumlah itu, sekitar 109 MMSCFD berasal dari kegiatan hulu migas dan sisanya dari kegiatan hilir migas.

Indonesia telah memanfatakan gas flaring untuk tujuan produktif. Antara lain untuk dimanfaatkan sebagai bahan bakar pada pabrik elpiji, bahan bakar pembangkit listrik serta diinjeksikan sebagai associated gas untuk keperluan produksi lapangan migas. "Pemanfaatan sekaligus pengurangan gas flaring ini hasilnya sangat nyata untuk mengurangi emisi gas. Selain itu sekaligus juga bermanfaat bagi sumber energi." (wir/kim)

http://www.jawapos.com/halaman/index.php?act=detail&nid=112206

Label:

BUMD Sumsel berpeluang kelola 2 blok migas

PALEMBANG: Pebisnis dan pemerintah daerah di Sumatra Selatan menyatakan keseriusan untuk mengelola sendiri sejumlah sumur minyak dan gas bumi yang tersebar di blok Koridor dan blok South Sumatera Extension (SSE).

"Sudah saatnya badan usaha milik daerah mengelola kekayaan minyak dan gas. Masyarakat Minyak, Gas, dan Energi (MMGE) Sumsel akan mengupayakan agar dua blok migas itu dan sumur migas tua dikelola oleh BUMD," ungkap Ahmad Rizal, Ketua Umum MMGE Sumsel, saat diskusi dengan sejumlah pemangku kepentingan, baru-baru ini.

Dia menjelaskan BUMD berpeluang mengelola blok migas di Sumsel karena sebentar lagi dua blok migas itu habis kontraknya. Blok Koridor di Musi Banyuasin milik Elnusa Tristar habis kontraknya pada tahun ini, sedangkan Blok SSE di Musi Banyuasin, Muara Enim, Musi Rawas, dan Lahat milik Medco akan habis kontraknya pada 2012.

Apalagi, sambungnya, sejumlah perusahaan milik pemerintah kabupaten siap melakukan konsorsium untuk pengelolaan migas itu.

Bahkan, tegasnya, untuk pendanaan sebuah perusahaan minyak asal Kuwait siap membantu investasi agar BUMD dapat melakukan kegiatan.

Dalam hal ini, ungkap Rizal, MMGE Sumsel telah merumuskan empat tuntutan yang akan disampaikan kepada pemerintah pusat. Pertama, pengelolaan blok migas dilakukan oleh BUMD. Kedua, operasional dan perawatan fasilitas proyek migas dilakukan perusahaan lokal.

Ketiga, perusahaan migas dan energi di Sumsel memberikan porsi bagi perusahaan lokal, dan keempat agar program corporate social responsibility (CSR) perusahaan migas dan energi lebih bermanfaat bagi masyarakat.

Bisa direalisasi

Menurut dia, sebenarnya keinginan mengelola blok migas oleh BUMD dapat direalisasikan karena undang-undang memang memberikan opsi kepada daerah untuk terlibat.

"Jadi, semuanya bergantung pada kesiapan dari perusahaan daerah. Contohnya pengelolaan Blok Cepu di Jawa Tengah dan Blok CPP di Riau melibatkan perusahaan daerah," ujar Rizal.

Dia optimistis tuntutan itu akan dipenuhi pemerintah karena ada dukungan politis dari sejumlah tokoh asal Sumsel.

"Kami sudah menjadwalkan pertemuan dengan Ketua DPR Marzuki Alie dan Menko Perekonomian Hatta Rajasa. Kami juga berencana bertemu dengan Ketua MPR Taufik Kiemas," katanya.

Rizal menambahkan dahulu gagasan daerah mengelola sendiri potensi migas hanya kajian akademis, tetapi sekarang gagasan itu bisa terlaksana karena ada dukungan politis.

Ketua Komite Tetap Bidang Hukum MMGE Sumsel Bambang Hariyanto menuturkan peraturan perundang-undangan sudah memungkinkan bagi daerah untuk mengelola migas. Berbagai cara akan dilakukan agar keinginan ini terpenuhi. Mulai dari lobi sampai pengerahan massa.
Ketua Dewan Pakar MMGE Sumsel Djoni Bustam mengungkapkan selama ini bagi hasil pengelolaan migas untuk pusat 85% dan daerah 15%. Bagi hasil 15% itu masih dibagi untuk kabupaten dan provinsi.

"Kami berupaya agar bagi hasil 15% itu bisa mengembalikan pendapatan daerah sebesar 85% yang hilang," katanya. (k49)
http://web.bisnis.com/edisi-cetak/edisi-harian/regional/1id156224.html

Label:

Pecahnya Tube di Tangki Pemanas, Diduga Penyebab Kebakaran Kilang Balikpapan Selasa, 19 Januari 2010, 09:58:41 WIB, ( Hits : 67 )

Jakarta,
Inspektur Migas melakukan penyelidikan penyebab kebakaran di salah satu unit di Kilang Balikpapan. Hasil pemeriksaan sementara, kebakaran diduga akibat pecahnya tube di dalam tungku pemanas.
Hal itu dikemukakan Direktur Teknik dan Lingkungan Migas Suyartono yang melakukan kunjungan ke Kilang Balikpapan, kemarin.

Suyartono menjelaskan, saat ini secara umum sebagian besar unit proses beroperasi secara normal dan unit HCU B sedang disiapkan untuk beroperasi kembali. Stok BBM sampai dengan akhir Januari aman.

Kebakaran di salah satu unit di Kilang Balikpapan terjadi 16 Januari 2010 pukul 21.15 WIB. Api tersebut timbul di Reboiler Hydro Cracker A Train A (HCC- A). Pada pukul 23.00 WIB api sudah berhasil dipadamkan dan tidak terdapat korban nyawa ataupun cedera.

Kasus kebakaran tangki maupun kilang minyak kerap terjadi, baik di dalam maupun luar negeri. Di dalam negeri, pada tahun 1964 terjadi tangki meledak yang menyebabkan 7 orang meninggal dunia. Pada 6 Juni 1984, tangki 37 T 103 di Kilang Cilacap terbakar saat overhaul dan mengakibatkan 3 orang meninggal.

Pada 9 Maret 2008, Kilang Cilacap kembali terbakar. Dari hasil investigasi disimpulkan bahwa kebakaran itu disebabkan masih adanya sisa hidrokarbon dalam perpipaan 6 inci disalurkan outlet yang terbakar akibat dari gesekan (percikan) dua logam pada saat pekerjaan flange di bagian pipa outlet.






http://www.migas.esdm.go.id/

Label: